Joglo Ma’rifatullah, Yayasan Kiwari 6 Juli 2025 — Dalam semangat menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Yayasan Kiwari menggelar kegiatan santunan untuk anak-anak yatim di Joglo Ma’rifatullah Kiwari. Acara ini menjadi momen penuh haru dan harapan, membuktikan bahwa kepedulian sosial tak lekang oleh waktu dan layak menjadi fondasi dalam membangun generasi bangsa yang cerdas, tangguh, dan mandiri.
Lebih dari 50 anak yatim dan dhuafa hadir dalam acara ini. Mereka datang dengan wajah penuh semangat, mengenakan seragam rapi untuk menerima hadiah perlengkapan sekolah dan santunan sebagai bekal menyongsong tahun ajaran baru.
Acara dihadiri oleh tokoh masyarakat, pengurus yayasan, para donatur, pejabat setempat, dan pemangku tugas Kelurahan Sendangmulyo.
Sejak pagi, Joglo Ma’rifatullah Kiwari dipadati tamu undangan dan relawan yayasan yang bahu-membahu menyiapkan acara. Dekorasi sederhana namun khidmat menggambarkan nuansa hijrah yang menjadi makna utama Muharram. Alunan sholawat mengiringi suasana hingga acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan doa bersama untuk anak-anak yatim, para donatur, serta seluruh pihak yang terlibat. Rasa syukur dan haru terlihat jelas di wajah para anak-anak yatim yang mendapat perhatian dan kasih sayang dari masyarakat melalui Yayasan Kiwari.
Ketua Yayasan Kiwari, Supriyadi, membuka sambutannya dengan mengucapkan syukur atas terselenggaranya kegiatan yang telah direncanakan selama 1 bulan ini. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan sebuah ikhtiar kolektif untuk menghadirkan harapan baru bagi generasi muda yang kehilangan figur orang tua.
“pada kesempatan hari ini kami memaknai bukan perayaan namun peringatan tahun baru hijriah. mewakili pengurus Yayasan kiwari senantiasa mohon doa restu dukungan kepada bapak-bapak ibu-ibu, adik-adik semua agar kita semua senantiasa diberikan keistiqomahan dalam mengemban Amanah ini yaitu khususnya lahan panti pesantren serta pesantren lansia yang sedang diusahakan/diikhtiarkan bisa bermanfaat lebih besar lagi. Dan kita juga sedang merintis lahan pangan halalan toyyibah disebelah lokasi ini yang kurang lebih luasnya yaitu milik desa sendang mulyo minggir sleman. ,” ujar Supriyadi.
“Kami ingin anak-anak ini tumbuh menjadi insan yang kuat, cerdas, mandiri, dan penuh kasih sayang. Mari kita jadikan mereka bukan objek santunan semata, tapi mitra pembangunan masa depan bangsa,”.
Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh relawan, panitia, dan donatur yang telah menyisihkan waktu dan hartanya demi kelangsungan acara ini.
Budi Santoso selaku Lurah dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada pihak yayasan atas konsistensinya dalam membina anak-anak yatim. “Saya ucapkan terima kasih kepada Ketua Yayasan Kiwari atas undangannya. Kami dari kelurahan sangat mendukung kegiatan mulia seperti ini,” ujar Budi Santoso. Beliau juga menyampaikan apresiasi mendalam atas kiprah Yayasan Kiwari dalam memberdayakan masyarakat, khususnya anak-anak yatim.
Mengapresiasi banyak sekali kegiatan, terutama kegiatan yang bermanfaat untuk lingkungan masyarakat di sendangmulyo. Seperti kegiatan pagi ini membagikan hadiah untuk adik-adik yatim dan dhuafa berupa perlengkapan sekolah untuk menghadapi masa sekolah.
“Santunan ini bukan hanya soal bantuan materi. Ini adalah bentuk nyata bahwa negara dan masyarakat hadir dalam kehidupan anak-anak yatim. Saya berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut, bahkan bisa menjadi program rutin ” ujarnya.
Salah satu donatur tetap Yayasan Kiwari, Bapak Haji Kasturi, juga hadir dan memberikan sambutan hangat. Ia mengatakan bahwa menjadi donatur bukan sekadar memberi, melainkan belajar untuk peduli dan memanusiakan sesama.
Dalam sambutannya berpesan bahwa anak-anak ini yang nantinya menjadi penerus generasi harus memiliki 3 kecerdasan :
1. Kecerdasan intelektual
2. Kecerdasan hati Nurani
3. Kecerdasan emosi
Bagaimana cara memperoleh ke 3 kecerdasan itu, ada 3 cerita yang patut di rujuk atau dirunut sebagai satu pembangunan sumber daya manusia.
Salah satu dari ketiga hal ini yang menginspirasi beliau yaitu Megawati Hangestri, Srikandi Voli Indonesia yang Harumkan Nama Bangsa di Kancah Internasional.
Megawati Hangestri Pertiwi, atlet voli putri asal Jember, Jawa Timur, menjadi sosok inspiratif dalam dunia olahraga Indonesia. Sejak kecil, ia telah menunjukkan bakat luar biasa di bidang bola voli. Kariernya semakin bersinar ketika bergabung dengan tim nasional Indonesia dan tampil gemilang di berbagai kejuaraan Asia Tenggara.
Puncak kesuksesannya datang saat ia direkrut klub Korea Selatan, Daejeon JungKwanJang Red Sparks, menjadi pemain Indonesia pertama yang bermain di Liga Voli Profesional Korea Selatan (V-League). Perjuangannya menembus liga bergengsi itu tidak mudah. Ia harus berlatih keras, mengatasi cedera, dan membuktikan diri di antara pemain internasional kelas dunia.
Dikenal sebagai “Megatron” karena smash kerasnya, Megawati bukan hanya menjadi bintang di lapangan, tapi juga simbol semangat juang, kerja keras, dan dedikasi anak bangsa yang mampu bersaing di kancah global.
Ia juga mengajak pengusaha-pengusaha lokal untuk mulai menyisihkan sebagian keuntungan untuk kegiatan sosial yang bersifat jangka panjang, seperti pendidikan anak-anak yatim.
Inspirasi dari Dunia Akademik
Kehadiran Dr. Yusuf Langke, seorang akademisi dan tokoh pendidikan, memberikan warna tersendiri dalam acara ini. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pendidikan dan pembentukan karakter sejak dini, terutama untuk anak-anak yatim yang kerap menghadapi tantangan psikologis.
“Kalau kita ingin melihat Indonesia yang kuat 20 tahun ke depan, maka kita harus lihat anak-anak ini hari ini. Apa yang kita tanam hari ini, akan menjadi buah yang dipetik bangsa ini di masa mendatang. Jangan anggap enteng peran kita sebagai orang dewasa dalam mengarahkan mereka,” jelasnya tegas.
Dr. Yusuf juga mengusulkan agar Yayasan Kiwari membuka program pendampingan belajar, mentoring, dan pelatihan soft skill bagi para yatim agar mereka tumbuh bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.
Ceramah agama dalam acara ini disampaikan oleh KH. Habibullah. Ia menegaskan bahwa perhatian terhadap karakter dan pergaulan anak-anak perlu terus diperkuat, agar mereka tidak terjerumus ke dalam lingkungan yang salah.
Acara dilanjutkan dengan pemberian santunan berupa perlengkapan sekolah: tas, alat tulis, sepatu, dan seragam baru. Momen ini menjadi yang paling dinanti anak-anak. Keceriaan terpancar saat mereka membuka bingkisan dengan mata berbinar.
Tak hanya itu, Yayasan Kiwari juga memberikan beasiswa pendidikan untuk 60 anak yatim berprestasi, sebagai bentuk dukungan konkret terhadap pendidikan mereka.
Acara ditutup doa bersama untuk keberkahan seluruh pihak yang terlibat.
Akhir Kata
Tahun Baru Islam 1447 Hijriah ini menjadi saksi bagaimana sebuah yayasan sosial mampu menghadirkan cahaya di tengah kegelapan yang dialami anak-anak yatim. Melalui kebersamaan, empati, dan gotong royong, Yayasan Kiwari membuktikan bahwa membangun generasi mandiri bukan mimpi, tetapi sebuah misi yang bisa diwujudkan hari ini, esok, dan seterusnya.