
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai kasih sayang dan kepedulian sosial. Salah satu kelompok yang mendapatkan perhatian besar dalam ajaran Islam adalah anak yatim. Anak yatim merupakan amanah umat yang harus dijaga, diperhatikan, dan disantuni agar mereka dapat tumbuh dengan layak dan bermartabat. Oleh karena itu, keutamaan menyantuni anak yatim menjadi salah satu pembahasan penting dalam Islam yang sering ditekankan dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW.
Menyantuni anak yatim bukan sekadar bentuk kebaikan sosial, tetapi juga ibadah yang memiliki pahala besar dan dampak luas bagi kehidupan individu maupun masyarakat. Islam menjadikan perhatian terhadap anak yatim sebagai indikator keimanan dan akhlak seorang Muslim.
Secara bahasa, anak yatim adalah anak yang kehilangan ayah sebelum mencapai usia baligh. Dalam Islam, kehilangan sosok ayah sering berdampak pada aspek ekonomi, pendidikan, dan psikologis anak. Oleh sebab itu, Islam memberikan perhatian khusus kepada anak yatim agar mereka tidak merasa terabaikan.
Rasulullah SAW sendiri pernah merasakan hidup sebagai anak yatim. Hal ini menjadikan beliau sangat memahami kondisi dan perasaan anak yatim, sehingga ajaran Islam sangat menekankan pentingnya menyantuni mereka.
Al-Qur’an banyak memuat ayat yang memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik kepada anak yatim dan melarang keras perbuatan zalim terhadap mereka.
Allah SWT berfirman:
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.”
(QS. Al-Ma’un: 1–2)
Ayat ini menunjukkan bahwa mengabaikan anak yatim bukan sekadar kesalahan sosial, tetapi termasuk ciri orang yang mendustakan agama.
Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.”
(QS. Al-Insan: 8)
Ayat ini menegaskan bahwa menyantuni anak yatim merupakan perbuatan mulia yang dicintai Allah SWT.
Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan menyantuni anak yatim secara langsung dan sangat menggugah hati.
Beliau bersabda:
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.”
(HR. Bukhari)
Sambil mengucapkan hadis ini, Rasulullah SAW merapatkan jari telunjuk dan jari tengah, menandakan betapa dekatnya kedudukan orang yang menyantuni anak yatim dengan beliau di surga.
Hadis ini menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk tidak ragu berbagi dan peduli terhadap anak yatim.
Selain pahala di akhirat, menyantuni anak yatim juga membawa banyak manfaat dalam kehidupan dunia, di antaranya:
Rasulullah SAW bersabda:
“Sedekah tidak akan mengurangi harta.”
(HR. Muslim)
Berbagi kepada anak yatim menjadi sebab turunnya keberkahan rezeki, baik secara materi maupun ketenangan batin.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Jika kamu ingin hatimu lembut, maka usaplah kepala anak yatim dan beri ia makan.”
(HR. Ahmad)
Menyantuni anak yatim membantu membersihkan hati dari sifat keras, egois, dan cinta dunia berlebihan.
Berinteraksi dengan anak yatim melatih kepekaan sosial dan membangun rasa empati terhadap sesama, yang merupakan fondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Menyantuni anak yatim, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan hidup, dapat menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)
Membantu pendidikan dan tumbuh kembang anak yatim berpotensi menghasilkan generasi saleh yang akan terus mendoakan kebaikan bagi para dermawan.
Menyantuni anak yatim tidak terbatas pada pemberian uang. Bentuknya sangat beragam, antara lain:
Setiap bentuk bantuan, sekecil apa pun, memiliki nilai besar di sisi Allah SWT apabila dilakukan dengan ikhlas.
Islam juga memberikan peringatan keras bagi mereka yang menyia-nyiakan atau menzalimi anak yatim.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api ke dalam perutnya.”
(QS. An-Nisa: 10)
Ayat ini menunjukkan betapa seriusnya Islam dalam melindungi hak-hak anak yatim.
Dalam konteks modern, peran umat Islam dalam menyantuni anak yatim dapat diwujudkan melalui lembaga sosial dan yayasan. Lembaga ini menjadi perantara kebaikan agar santunan tersalurkan secara tepat, amanah, dan berkelanjutan.
Dengan mendukung program santunan anak yatim, umat Islam turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang adil, peduli, dan berakhlak mulia.
Keutamaan menyantuni anak yatim dalam Islam sangatlah besar, baik di dunia maupun di akhirat. Perbuatan ini mendatangkan pahala berlimpah, melunakkan hati, menumbuhkan empati, serta menjadi sebab keberkahan hidup. Islam mengajarkan bahwa kepedulian terhadap anak yatim adalah cermin keimanan dan kemuliaan akhlak seorang Muslim. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan menyantuni anak yatim sebagai bagian dari kehidupan dan ibadah kita sehari-hari.