
Sholat merupakan ibadah paling utama dalam Islam dan menjadi tiang agama. Sholat adalah amalan pertama yang akan dihisab pada hari kiamat. Oleh karena itu, setiap Muslim wajib memahami sholat dengan benar, termasuk memahami niat sholat wajib dan sunnah. Niat memiliki kedudukan yang sangat penting karena menjadi pembeda antara ibadah dan kebiasaan, serta menentukan sah atau tidaknya sebuah amalan.
Banyak umat Islam masih bertanya-tanya tentang bagaimana niat sholat yang benar, apakah harus dilafalkan, dan bagaimana perbedaan niat sholat wajib serta sholat sunnah. Artikel ini akan membahas secara lengkap dan sistematis tentang niat sholat wajib dan sunnah agar ibadah yang dilakukan benar-benar sesuai dengan tuntunan syariat.
Secara bahasa, niat berasal dari kata nawa yang berarti kehendak atau tujuan. Secara istilah, niat adalah kehendak dalam hati untuk melakukan suatu ibadah karena Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa niat merupakan inti dari setiap ibadah, termasuk sholat.
Niat adalah rukun sholat menurut mayoritas ulama. Artinya, sholat tidak sah tanpa niat. Niat sholat dilakukan di dalam hati dan bersamaan dengan takbiratul ihram.
Melafalkan niat dengan lisan tidak wajib, namun dibolehkan untuk membantu menghadirkan kesadaran hati, terutama bagi orang yang masih belajar.
Sholat wajib adalah sholat lima waktu yang harus dikerjakan oleh setiap Muslim yang telah baligh dan berakal. Berikut adalah niat sholat wajib yang umum digunakan.
Ushalli fardhas-shubhi rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta‘ala.”
Ushalli fardhaz-zhuhri arba‘a raka‘ātin mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta‘ala.”
Ushalli fardhal-‘ashri arba‘a raka‘ātin mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta‘ala.”
Ushalli fardhal-maghribi tsalātsa raka‘ātin mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta‘ala.”
Ushalli fardhal-‘isya’i arba‘a raka‘ātin mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta‘ala.”
Sholat sunnah adalah sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan sebagai penyempurna sholat wajib. Niat sholat sunnah lebih fleksibel dibanding sholat wajib.
Ushalli sunnatar-rātibati qabliyatal-zhuhri rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnah rawatib sebelum Dzuhur dua rakaat karena Allah Ta‘ala.”
Ushalli sunnatadh-dhuhā rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta‘ala.”
Ushalli sunnatat-tahajjudi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta‘ala.”
Ushalli sunnatal-witri rak‘atan lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnah Witir satu rakaat karena Allah Ta‘ala.”
Untuk sholat sunnah tanpa sebab khusus, cukup berniat sholat sunnah mutlak di dalam hati tanpa menyebutkan nama sholat secara rinci.
Niat sholat dilakukan:
Tidak disyaratkan melafalkan niat, namun sah jika dilakukan selama hati telah berniat.
Memahami niat sholat wajib dan sunnah memberikan banyak manfaat, antara lain:
Sholat yang dilakukan dengan niat yang benar akan membentuk pribadi yang disiplin, tenang, dan bertakwa.
Niat sholat wajib dan sunnah merupakan bagian penting dalam pelaksanaan sholat. Dengan memahami niat secara benar, seorang Muslim dapat menjalankan sholat dengan yakin, khusyuk, dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Sholat yang didasari niat yang ikhlas akan menjadi cahaya kehidupan dan bekal keselamatan di akhirat.