
Peringatan Isra Mi’raj merupakan salah satu momentum penting dalam kalender Islam yang sarat dengan nilai spiritual dan pendidikan akhlak. Peristiwa agung ini memperingati perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina (Isra), kemudian dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). Perjalanan luar biasa tersebut bukan sekadar mukjizat, melainkan sarana penguatan iman dan peneguhan kewajiban shalat sebagai tiang agama.
Dalam rangka meneladani makna besar Isra Mi’raj, Lazismu Unit Kiwari bersama Yayasan Kiwari menyelenggarakan Peringatan Isra Mi’raj 1447 H / 2025 M yang dirangkaikan dengan Pengajian Akbar dan Santunan Anak Binaan. Kegiatan ini menjadi sarana mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus menumbuhkan kepedulian sosial terhadap anak yatim dan dhuafa.
Isra Mi’raj terjadi pada periode yang penuh ujian dalam kehidupan Rasulullah SAW. Saat itu, beliau baru saja kehilangan dua sosok penting, yaitu istri tercinta Khadijah RA dan pamannya Abu Thalib. Dalam kondisi duka tersebut, Allah SWT menghibur Nabi Muhammad SAW dengan memperjalankannya menembus langit, memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya.
Allah SWT berfirman:
“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.”
(QS. Al-Isra: 1)
Peristiwa ini menegaskan bahwa setiap kesulitan selalu diiringi dengan kemudahan, serta mengajarkan umat Islam untuk tetap teguh dalam keimanan.
Salah satu hikmah terbesar dari Isra Mi’raj adalah diturunkannya perintah shalat lima waktu. Shalat merupakan satu-satunya ibadah yang diwajibkan langsung oleh Allah SWT tanpa perantara malaikat Jibril. Hal ini menunjukkan kedudukan shalat yang sangat istimewa.
Rasulullah SAW bersabda:
“Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikannya, maka ia telah menegakkan agama.”
(HR. Thabrani)
Melalui peringatan Isra Mi’raj, umat Islam diajak untuk mengevaluasi kualitas shalat, bukan hanya dari segi gerakan, tetapi juga kekhusyukan dan dampaknya terhadap perilaku sehari-hari.
Selain meneguhkan hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah), peringatan Isra Mi’raj juga menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan sesama manusia (hablum minannas). Nilai ini tercermin dalam kegiatan santunan anak yatim dan dhuafa yang menjadi bagian dari acara peringatan.
Allah SWT berfirman:
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
(QS. Al-Ma’un: 1–3)
Ayat ini menegaskan bahwa ibadah ritual harus sejalan dengan kepedulian sosial. Shalat yang baik akan melahirkan akhlak mulia dan kepedulian terhadap sesama.
Berdasarkan informasi pada kegiatan, Peringatan Isra Mi’raj ini dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:
Kegiatan ini dirancang sebagai sarana dakwah, pembinaan spiritual, serta penyaluran kepedulian umat kepada mereka yang membutuhkan.
Santunan anak yatim dan dhuafa dalam kegiatan ini menjadi implementasi nyata dari ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda:
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim akan berada di surga seperti ini.”
(HR. Bukhari)
Melalui program santunan, para donatur diajak untuk berbagi rezeki dalam bentuk paket sembako dan bantuan sosial. Dalam kegiatan ini disediakan beberapa pilihan donasi, di antaranya:
Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi sekaligus menumbuhkan rasa kasih sayang dan persaudaraan.
Lembaga sosial seperti Lazismu dan Yayasan Kiwari memiliki peran strategis dalam menghubungkan nilai ibadah dengan aksi sosial. Melalui kegiatan yang terorganisir dan transparan, lembaga sosial mampu memastikan bahwa bantuan sampai kepada yang berhak dan memberikan dampak berkelanjutan.
Peringatan Isra Mi’raj yang disertai kegiatan sosial menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal dengan Allah, tetapi juga menekankan tanggung jawab sosial terhadap sesama.
Beberapa hikmah penting dari peringatan Isra Mi’raj antara lain:
Dengan memahami hikmah tersebut, peringatan Isra Mi’raj tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga momentum perubahan diri ke arah yang lebih baik.
Peringatan Isra Mi’raj 1447 H / 2025 M yang diselenggarakan oleh Lazismu Unit Kiwari dan Yayasan Kiwari merupakan wujud nyata integrasi antara ibadah dan kepedulian sosial. Melalui pengajian akbar dan santunan anak binaan, umat Islam diajak untuk meneladani perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dengan memperbaiki shalat, memperkuat iman, serta meningkatkan empati kepada sesama.
Semoga kegiatan ini menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menebar manfaat yang luas bagi masyarakat, khususnya anak yatim piatu dan dhuafa.
Peringatan Isra Mi’raj 1447 H, Isra Mi’raj 2025, pengajian akbar, santunan anak yatim dhuafa, Yayasan Kiwari, Lazismu Unit Kiwari